Senin, 16 Maret 2009

Pelatihan Keterampilan untuk Siswa SLB

Tangerang: Ketika seseorang membuka hati dan pikiran untuk orang yang membutuhkan, maka ia akan menemukan kebahagiaan saat melihat anak didiknya mampu menerima pelajaran yang diajarkan. Itulah yang dialami Lily Yustika. Seorang pendidik yang mulai menghasilkan aneka produk keterampilan pada usia sepuluh tahun.

Atas prestasinya itu, ia kemudian berhasil menjadi penyedia bahan baku sekaligus guru keterampilan di berbagai sekolah di Ibukota. Mulai tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah umum. Aktivitas itu mulai jalaninya sejak tahun 2002. Pendidikan keterampilan yang diajarkannya juga tidak terbatas pada anak-anak dengan kondisi normal saja. Anak-anak dengan kebutuhan khusus seperti di salah satu sekolah luar biasa (SLB) di Ciledug, Tangerang, juga menjadi peserta didiknya.

Bahkan anak-anak dengan kebutuhan khusus kini telah mampu membuat bunga lili dari kertas. Semula mereka membuat daun, kemudian dilanjutkan dengan kelopak-kelopak bunga. Selanjutnya diberi kawat dan ditempel. Setelah jadi, dilanjutkan dengan tahap pemasangan floral tape. Menurut Lily Yustika, ada beberapa tingkatan yang tidak bisa mereka lakukan dan membutuhkan bantuan orang lain. "Mungkin menggunting dan menempel mereka dapat lakukan. Tapi dalam finishing-nya kita tetap harus membantu," ucap Lily.

Berbagai produk keterampilan yang unik dan menarik mampu dihasilkan. Tidak hanya menggunting dan mengelem kertas, menjahit bahkan membentuk boneka, kini bukanlah hal yang sulit bagi sebagian dari mereka. "Intinya kita cuma mengajarkan mereka menjahit, dasarnya saja. Karena hanya satu jahitan yang mereka butuhkan," ucap Lily. Lebih lanjut Lily menjelaskan, mereka harus diajarkan cara penyajian selanjutnya sehingga mereka bisa mengatakan itu "indah".

Banyak hal yang bisa dilakukan oleh anak-anak berkebutuhan khusus. Hanya saja mereka membutuhkan waktu yang berbeda dengan anak-anak normal. Menurut Lily, dalam mengajar hanya satu kunci keberhasilan, yaitu hati dan kasih.

Belakangan, produk-produk yang dihasilkan tidak hanya berguna untuk diri mereka sendiri, namun juga memiliki nilai jual yang tidak sedikit. Didukung para orangtua murid dan donatur pada beberapa kesempatan, mereka rutin memasarkan hasil karyanya melalui pameran produk-produk kerajinan tangan. Selain itu, bagi murid yang telah menyelesaikan masa pendidikan, akan terus dibina untuk bisa menghasilkan produk-produk yang lebih beragam, seperti selimut, tas make up, dan tas untuk Alkitab. Lily mengaku, seluruh ide berasal dari dirinya digabung dengan referensi buku-buku keterampilan.(UPI/Tim Usaha Anda)

Oleh: Ibu Lily Yustika
Liputan6.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar